05 Maret 2009

Bagian VIII

Pasukan Yunani Terkepung & Kematian Patroclus

Ketika fajar menyingsing pasukan Achaean kembali bertempur. Mereka termotifasi oleh keberanian Ulysses dan Diomede, dan Jupiter mengirim Iris, dewi perselisihan, untuk memprovokasi pasukan Achaean. Iris berdiri di kapal Ulysses yang terletak ditengah-tengah barisan kapal pasukan Yunani, dan berteriak hingga suaranya terdengar ke perkemahan pasukan Yunani.

Agamemnon memimpin pasukan Yunani di pagi itu. Ia memakai pakaian perang yang berkilauan, pelindung dadanya terbuat dari emas dan perunggu. Raja Agamemnon membawa pedang berlapis emas, menggantung di bahunya dengan sarung pedang yang juga berlapis emas, dan membawa dua tombak. Ketika maju ke medan perang untuk menghajar musuhnya, Juno dan Minerva membuat kilatan halilintar di langit, sebagai bentuk penghormatan mereka kepada Raja Mycenae.

Sementara itu para prajurit Troy berkumpul di atas bukit; mereka berdiri di sekitar Hector, Polydamas, Aeneas dan tiga putra Antenor, Polybus, Agenor, dan Acamas. Perisai Hector terlihat
di barisan terdepan, dan kilatan yang memantul di perisainya seperti cahaya bintang yang menembus kabut, dan pakaian perangnya berkilauan seperti halilintar Jupiter.

Pertempuran besar pun dimulai.

Hari masih pagi; kedua pasukan terlihat saling menghujani musuh mereka dengan anak-anak panah. Baik prajurit Troy maupun Yunani banyak yang mati di pagi itu, terkena hujan anak panah. Menjelang tengah hari, ketika seorang tukang penebang kayu di hutan beristirahat untuk makan siang, pasukan Achaean, sambil berteriak keras di setiap barisan, berhasil mematahkan barisan musuh. Bienor dan kusir keretanya roboh ke tanah oleh tombak Agamemnon.

Agamemnon kemudian membunuh dua komandan Troy, Hippolochus dan Pisander. Keduanya adalah putra Antimachus. Antimachus adalah petinggi Troy yang menolak pengembalian Helen kepada Menelaus, karena Paris menyogoknya.

Prajurit yang berjalan kaki menyerang prajurit yang berjalan kaki; prajurit berkuda menyerang prajurit berkuda, dan derap langkah kaki kuda menyebabkan debu-debu di tanah berterbangan. Agamemnon menyemangati pasukan Achaean. Begitu banyak prajurit Troy yang mati; banyak kereta perang kosong karena kusir dan komandan pasukan sudah mati tergeletak di tanah, dan bangkai mereka lebih bermanfaat bagi kawanan burung pemakan bangkai, daripada bagi istri mereka.

Namun ketika tengah hari pasukan Yunani berhasil memukul mundur para prajurit Troy ke dalam benteng mereka. Agamemnon membunuh dua putra Priam, Isus dan Antiphus dengan tombaknya.

Hector tidak terlibat dalam pertempuran; Jupiter menyuruh Hector, melalui Iris, untuk tidak ikut bertempur sebelum Agamemnon mundur dari medan perang. Tidak lama kemudian salah satu komandan pasukan Troy, Coon, berhasil melukai Agamemnon yang sebelumnya telah membunuh Iphidamas, adik Coon; keduanya adalah putra Antenor. Sebelum mundur dari medan perang, Agamemnon sempat membunuh Coon. Agamemnon kemudian naik ke atas keretanya dan kembali ke tendanya untuk mengobati lukanya.

Hector, melihat Agamemnon mundur dari medan perang, segera bergerak maju ke depan, dan memerintahkan para prajuritnya mengikutinya.

Sekarang kemenangan berpihak pada pasukan Troy. Sembilan komandan pasukan Yunani terluka satu persatu oleh pedang Hector. Sementara Paris berhasil melukai Diomede dengan anak panahnya, dan Diomede juga mundur sejenak dari medan perang. Kemudian Socus berhasil melukai Ulysses dengan tombaknya.

Namun Ulysses membunuhnya dengan tombak., Machaon, tabib pasukan Yunani, juga terluka oleh Paris. Anak panah yang ditembakkan Paris menancap di dadanya. Machaon sangat berarti bagi pasukan Yunani, oleh sebab itu Idomeneus meminta Nestor membawanya ke perkemahan dengan kereta perangnya.

Pasukan Yunani kini berlindung di belakang tembok pertahanan mereka, Pasukan Troy berusaha menembus parit dan tembok pertahanan pasukan Yunani, sementara pasukan Yunani menghalangi mereka menembus tembok pertahanan.

Akhirnya Hector mengambil sebuah batu besar dan melemparkannya ke gerbang tembok pertahanan pasukan Yunani. Kemudian terdengar dentuman yang keras akibat batu lemparan Hector membentur pintu gerbang tembok pertahanan, dan gerbang itu kini terbuka. Hector melompat ke dalam dan memerintahkan para prajuritnya mengikutinya. Sekarang pasukan Troy berhasil menembus tembok itu, dan jika mereka bisa melangkah lebih jauh tidak mustahil mereka akan membakar kapal-kapal pasukan Achaean.

Tidak ada dewa-dewi yang terlibat di medan perang. Namun Neptune kini memutuskan untuk membantu pasukan Achaean; ia melihat Jupiter masih duduk di puncak Gunung Ida, namun sudah tidak mengamati jalannya peperangan.

Neptune berubah wujud menjadi Calchas. Ia kemudian menyemangati para prajurit Achaean agar memukul mundur pasukan musuh. Setelah itu ia mendekati dua Ajax dan memberi mereka kekuatan tambahan. Tidak ingin membuang waktu lebih lama lagi, kedua Ajax mulai mengamuk dan membantai prajurit Troy sedikit demi sedikit. Prajurit Achaean yang lainnya ikut bersemangat menyaksikan Ajax besar dan kecil mengamuk, seolah-olah muncul harapan baru, bahwa mereka tidak akan mati pada hari itu dan pada akhirnya pulang membawa kemenangan. Hector, Helenus, Paris, Deiphobus dan Aeneas terus menggempur pasukan Yunani, sebab mereka ingin membinasakan musuh mereka, yang telah menyebabkan penderitaan bagi bangsa Troy. Sementara itu, Menelaus, Idomeneus, Teucer, kedua Ajax dan Antilochus putra Nestor berusaha sekuat tenaga memukul mundur pasukan Troy. Mereka tidak ingin musuh mendekati kapal-kapal pasukan Achaean.

Juno sangat senang melihat Neptune membantu pasukan Achaean, namun ia khawatir jika Jupiter mengetahui tindakannya. Juno kemudian pergi ke Lesbos menemui Somnus, dewa tidur, dan memerintahkannya pergi ke Gunung Ida untuk membuat Jupiter tertidur nyenyak. Somnus segera melaksanakan perintah Juno, dan setelah itu ke perkemahan pasukan Yunani menyampaikan pesannya kepada Neptune.

Neptune senang mendengar berita baik itu dan ia terus menyemangati para prajurit Achaean.

Dan kini kedua pasukan terlibat dalam pertempuran yang sangat dahsyat. Hector melemparkannya tombak ke arah Ajax, namun tombaknya dapat ditangkis oleh perisainya. Kemudian Ajax berbalik menyerangnya dengan sebuah batu yang sangat besar, yang digunakan untuk menyangga kapal. Lemparan Ajax mengenai dada Hector dan merobohkan sang pahlawan, seperti halilintar yang menghantam sebuah pohon.

Pasukan Yunani terus memukul pasukan Troy dan bermaksud membunuh Hector yang sudah roboh dan melucuti pakaian perang dan senjatanya. Sarpedon, Aeneas, Agenor, dan para prajurit yang lainnya segera melindungi Hector dengan perisai mereka. Hector kemudian dibawa ke tepi sungai Xanthus dan kekuatannya agak sedikit pulih kemudian.

Ketika pasukan Yunani melihat Hector keluar dari medan perang, mereka semakin bersemangat dan tidak lama kemudian berhasil memukul mundur musuh keluar dari tembok pertahanan dan parit, dan juga membunuh banyak komandan pasukan Troy.

Jupiter kini bangun dari tidurnya. Ia melihat kembali jalannya peperangan, dan melihat para prajurit Troy dipukul mundur, dan Neptune memimpin pasukan Yunani. Ia sangat marah terhadap Juno yang saat itu di sampingnya, mencelanya dengan kasar atas tipu muslihatnya.

Juno membela diri dengan mengatakan bahwa keterlibatan Neptune dalam medan perang bukan atas permintaannya. Neptune melakukannya atas keputusan sendiri. “Aku akan lebih baik menyuruhnya mematuhi perintahmu untuk menjauhi medan perang,” ucap Juno meyakinkan suaminya.

Kemarahan Jupiter kini reda. Jupiter memerintahkan istrinya segera pergi ke Olympus dan menyuruh Iris menemui Neptune, mengatakan kepadanya untuk meninggalkan medan perang. Jupiter juga menyuruh istrinya menemui Apollo dan memintanya mengembalikan kekuatan Hector, dan mengembalikannya ke medan perang. Jupiter kemudian menjelaskan kepada Juno mengapa ia ingin memberikan kemenangan kepada pasukan Troy. “Aku telah berjanji kepada Thetis bahwa para prajurit Yunani akan mendapat hukuman karena kesalahan Agamemnon terhadap putranya,” ucap Jupiter kepada Juno. “Namun akan tiba waktunya ketika Achilles akan membunuh Hector, dan di mana Minerva akan membantu pasukan Achaean menghancurkan Troy.” Juno sangat senang mendengarnya, dan ia segera pergi ke Olympus untuk melaksanakan perintahnya.

Setibanya di Olympus, Juno menyampaikan kehendak Jupiter kepada Iris dan Apollo. Mereka segera perdi ke Gunung Ida untuk menerima perintah Jupiter. Perintah diberikan. Iris dan Apollo segera melaksanakan perintah Jupiter.

Pada mulanya Neptune tidak ingin mematuhi perintah Jupiter. Ia berkata bahwa Jupiter tidak punya wewenang untuk mengaturnya.

Namun Iris menyarankan Neptune mematuhinya, mengingatkannya bahwa Jupiter memiliki kekuasaan menghukum siapa saja yang menentang kehendaknya. Akhirnya Neptune menyerah dan kembali ke laut meninggalkan pasukan Yunani yang sedang memukul mundur pasukan Troy.

Sementara itu Apollo segera mencari Hector. Tubuhnya masih lemah dan tidak bertenaga akibat lemparan batu Ajax. Apollo mengembalikan kekuatannya dan menambah keberaniannya. Kemudian ia memerintahkan Hector untuk masuk kembali ke medan perang memimpin para prajuritnya. Pasukan Yunani bingung sekaligus gentar ketika melihat Hector kembali ke medan perang, karena mereka menyangkanya telah mati, dan mereka percaya bahwa dewa telah menolongnya. Bagaimanapun juga, pasukan Yunani segera merapikan barisan dan mereka akan terus bertempur. Hector maju, dan Apollo berjalan di depannya membawa perisai Jupiter, yang diberikan Jupiter sendiri kepada Apollo, dan dengan melihat perisai itu pasukan Yunani akan gentar dan kehilangan semangat.

Keadaan kini berbalik. Banyak prajurit Yunani tebunuh, sementara sisanya kembali ke perkemahan. Hector terus mengejar musuhnya. Kali ini pasukan Troy sudah tidak dihalangi oleh tembok pertahanan dan parit, karena dewa Apollo telah menghancurkannya.

Pasukan Yunani kini bertempur menjaga kapal-kapal mereka, dan pasukan Troy ingin membakar kapal-kapal pasukan Achaean. Terjadi pertempuran hebat di dekat kapal. Hector naik ke salah satu kapal dan meminta prajuritnya membawa api untuk membakar kapal itu, sementara Ajax putra Telamon sedang berdiri di deretan bangku para pendayung, menggenggam tombaknya yang panjang dan siap mengusir Hector.

Namun akhirnya Ajax putra Telamon mundur, karena Hector memotong tombaknya dengan pedang. Anak buah Hector segera mengantarkan obor, dan api melahap kapal dengan cepat. Pasukan Yunani kini semakin terdesak. Namun tidak disangka-sangka bantuan datang. Patroclus, sahabat karib Achilles, menyaksikan bangsanya sedang terkepung. Begitu melihat kapal terbakar, ia segera pergi ke tenda Achilles dan memohon agar mengasihani para prajurit Yunani yang sedang terdesak musuh.

“Pasukan Yunani,” ucap Patroclus, “sudah terdesak. Komandan-komandan mereka juga banyak yang terluka, sementara kau asik duduk di tendamu. Jika kau memang tidak ingin membantu, ijinkan aku memimpin pasukan Myrmidon untuk membantu mereka, dan pinjami aku pakaian perangmu. Karena para prajurit Troy akan mengira aku adalah Achilles, dan mereka akan ketakutan. Selain itu, pasukan Yunani akan mendapat semangat baru karena mengira kau telah kembali bersama mereka untuk mempertahankan perkemahan.

Achilles mengabulkan permintaannya, namun ia memperingati Patroclus agar tidak terlalu jauh mengejar musuh, karena nyawanya bisa terancam. “Cepat bantu sahabat-sahabat kita,” ucap Achilles, “namun begitu pasukan musuh sudah dipukul mundur kau harus segera kembali ke sini.”

Patroclus segera memakai baju perang Achilles dan setelah itu memimpin pasukan Myrmidon ke medan perang. Mereka tidak bisa bergabung dengan para prajurit lainnya karena Achilles masih membenci Agamemnon, dan kini mereka senang mendapat kesempatan untuk membantu para prajurit Yunani yang sedang terdesak.

Patroclus kini naik ke atas kereta perang Achilles, dan yang mengendarai adalah Automedon yang pemberani, pahlawan Yunani yang hebat setelah Achilles putra Peleus. Kereta perang milik
Achilles ditarik tiga kuda: Xanthus, Balius dan Pedasus. Demikian Achilles memberi nama ketiga kuda kesayangannya.

Para prajurit Troy gemetaran ketika melihat pasukan Myrmidon masuk ke medan perang.

Keadaan kini berbalik kembali, karena Patroclus dan pasukan Myrmidon sedang mengamuk menghabisi para prajurit Troy, dan mereka berhasil mematikan api yang membakar kapal. Setelah menyelamatkan kapal, pasukan Myrmidon, dan dibantu para prajurit lainnya, bahu membahu memukul mundur pasukan musuh ke luar tembok pertahanan, dan terus memukul mundur para prajurit Troy hingga ke tembok kota mereka.

Bahkan Hector sendiri tidak kuasa menghalangi para prajuritnya yang kini melarikan diri akibat panik, seolah-olah mereka telah kehilangan keberanian dan semangat hanya karena sebuah nama, Achilles. Sarpedon memutuskan untuk maju dan menyerang pasukan Myrmidon, dan kemudian menantang pemimpin mereka untuk berduel. Patroclus dan Sarpedon sama-sama melompat turun dari keretanya dan saling melemparkan tombak. Dua kali lemparan Sarpedon tidak kena sasaran, namun salah satu senjatanya membunuh Pedasus. Patroclus melemparkan tombak ke arah Sarpedon, dan lemparannya tepat mengantam dada Sarpedon, dan seketika itu juga Sarpedon roboh ke tanah dan mati.

Sebagian prajurit Yunani kemudian melucuti baju perang Sarpedon. Dewa Apollo kemudian membawa jasadnya atas perintah Jupiter ke Lycia, agar sanak keluarganya dapat memakamkannya dengan layak.

Jupietr begitu menghormati Sarpedon karena ia adalah putranya sendiri. Ia bisa saja menyelamatkannya dari tombak Patroclus, namun Takdir memutuskan bahwa Sarpedon harus mati dalam pertempuran, dan keputusan Takdir tidak dapat diganggu gugat oleh siapapun, bahkan oleh Jove sendiri.

Patroclus juga ditakdirkan mati dalam pertempuran hari itu, dan sekarang waktunya sudah dekat. Melupakan larangan Achilles, ia terus mengejar pasukan Troy sampai ke dekat gerbang kota mereka. Ia berusaha memanjat tembok, namun ia dipukul mundur oleh Apollo, yang sebelumnya berkata kepadanya bahwa Troy tidak ditakdirkan takluk oleh tangannya. Patroclus segera menjauh dari tembok. Ia tidak ingin membuat Apollo marah, namun ia masih mengamuk dan para prajurit Troy banyak yang mati di tangannya.

Akhirnya Hector, didesak oleh Apollo, menghampiri Patroclus. Patroclus mengambil sebuah batu
besar dan melemparkannya ke arah Hector. Lemparannya meleset, namun mengenai kusir kereta perangnya, Cebriones, dan ketika Hector bertarung melawan Patroclus di dekat mayat Cebriones, banyak prajurit Troy dan Yunani yang tewas. Lagi-lagi Apollo ikut campur. Kali ini ia mendekati Patroclus dari belakang tanpa terlihat olehnya, dan memukul bagian tengah bahunya dengan telapak tangannya. Patroclus tersentak, dan tombak dan perisainya jatuh ke tanah. Kemudian Euphorbus, komandan pasukan dari Dardanian, segera bergerak maju, dan dengan tombaknya berhasil melukai dada belakang Patroclus. Kini Patroclus mundur dan berlindung di tengah barisan pasukan Myrmidon. Ketika ia mundur, Hector mengejarnya, kemudian menembus dadanya dengan tombak, dan seketika itu juga Patroclus roboh dan mati.

Kemudian terjadi pertempuran sengit di sekitar jasad Patroclus dan Homer menggambarkan bagaimana pertempuran itu dalam satu bagian penuh The Iliad. Baju perang yang dipakai Patroclus adalah milik Achilles, dan tentu saja banyak yang menginginkannya. Mereka juga ingin mendapatkan jasadnya, agar Achilles tidak bisa memakamkannya secara terhormat. Menelaus adalah yang pertama kali mencoba melindungi mayat Patroclus, dan Euphorbus adalah yang pertama mati ketika memperebutkan baju perang Achilles. Sementara Hector sedang mengejar kusir kereta perang Achilles, Automedon. Ia ingin membunuhnya dan mengambil kuda-kuda indah milik Achilles. Namun Apollo melarangnya.

Mendapat ancaman dari Apollo, Hector segera melupakan ambisinya dan kembali menghampiri mayat Patroclus. Ketika Menelaus melihat Hector datang mendekat, ia mundur dan segera mencari bantuan, karena ia tidak ingin membuat masalah dengan panglima tinggi pasukan Troy. Hector melucuti baju perang yang dipakai Patroclus, dan ketika ingin membawa pergi jasadnya, Ajax putra Telamon mendekat ke arahnya. Hector segera mundur, melompat ke atas kereta perangnya dan menyerahkan baju perang Achilles kepada sahabatnya untuk dibawa ke kota.

Mudurnya Hector dari medan perang dicela oleh Glaucus, prajurit Lycian, sahabat Sarpdon. Glaucus ingin membawa pergi jasad Patroclus dan menukarkan jasadnya dengan baju perang Sarpedon yang sudah dirampas oleh prajurit Yunani. Hector menjawab celaan Glaucus bahwa ia tidak takut bertempur, namun ia ingin mengamankan baju perang Achilles terlebih dulu dan setelah itu kembali lagi ke medan perang. Ia kemudian menyemangati pasukannya, mengatakan bahwa akan memberi hadiah indah kepada siapa saja yang dapat membawa jasad Patroclus.

Hector kembali memimpin para prajuritnya bergerak maju. Ajax, melihat mereka mendekat, meminta Menelaus memanggil prajurit Yunani lainnya untuk mempertahankan jasad Patroclus, dan tidak lama kemudian para prajurit datang untuk membantu Ajax putra Telamon. Dan pertempuran di sekitar jasad Patroclus berlangsung sengit.

Akhirnya Menelaus berhasil membawa jasad Patroclus melewati parit, dan meskipun pasukan Troy mengejarnya, mereka harus menghadapi dua Ajax.

Sementara itu, Antilochus, putra Nestor, diutus dari medan perang untuk pergi ke tenda Achilles mengabari kematian sahabatnya. Achilles sedang duduk di dekat tendanya sambil memikirkan nasib sahabatnya. Mendengar kabar buruk dari Antilochus, Achilles tak kuasa menahan air matanya dan menjatuhkan dirinya ke tanah sambil meraung-raung dan mengacak-ngacak rambutnya. Thetis mendengar tangisan putranya. Ia segera keluar dari istana ayahnya di dasar laut, dan ditemani oleh beberapa peri laut. “Mengapa kau menangis, putraku,” tanya sang ibu.

“Patroclus sudah mati.”

Thetis ikut bersedih dan menangis. Namun ia ingin menyelamatkan nyawa putranya, “Anakku, kau akan menemui ajalmu setelah kematian Hector.”

Namun peringatan dari ibunya tidak berarti, “Biarlah kematian datang dan menjemputku,” jawab Achilles yang dirundung duka cita, “jika itu memang sudah menjadi kehendak para dewa. Namun aku tidak akan membiarkan Hector hidup. Ia harus mati ditanganku, atau hidupku tidak akan berarti.”

Akhirnya Thetis menyerah dengan keinginan putranya yang tetap ingin membalas kematian sahabat karibnya. Namun ia memintanya bersabar untuk tidak pergi ke medan perang hingga ia kembali membawakannya baju perang yang akan dibuat oleh Vulcan. Thetis menyuruh peri-peri laut yang menemaninya kembali ke dasar laut, sementara ia akan pergi ke Olympus untuk menemui Vulcan.

Sementara itu, pertempuran memperebutkan jasad Patroclus masih tetap berlangsung. Pasukan Yunani kini dipukul mundur ke kapal-kapal mereka, hampir kalah total. Tiga kali Hector berusaha mengambil jasad Patroclus, namun tiga kali Ajax dapat memukulnya mundur. Hector masih mencoba merebut jasad Patroclus, dan kali ini ia akan berhasil merebutnya seandainya Juno tidak mengirim Iris agar menemui Achilles di tendanya, dan memintanya membantu teman-temannya yang sedang berjuang habis-habisan mempertahankan jasad Patroclus.

Achilles menjawab, “Namun bagaimana aku bisa ke medan perang, karena musuh telah mengambil baju perangku?”

Iris menjawab, “Pergilah ke parit, dan perlihatkan dirimu di hadapan para prajurit Troy. Mereka
pasti ketakutan dan menjauhi mayat sahabatmu.”

Minerva menebarkan kabut emas di sekitar Achilles yang tengah berlari ke tembok pertahanan. Ia kemudian berdiri di dekat parit dan berteriak keras seperti suara terumpet.

Dengan demikian berakhirlah pertempuran pada hari itu, karena sekarang Juno telah memerintahkan matahari tenggelam. Sang matahari mematuhi perintah Ratu langit meskipun ia sebenarnya belum ingin tenggelam, karena waktu untuk tenggelam memang belum tiba. Dengan tenggelamnya matahari, maka berakhirlah pertempuran hari itu.

Sementara itu, para komandan pasukan Troy, mengadakan pertemuan dan mereka membahas persiapan yang harus dilakukan untuk pertempuran besok hari, karena mereka tahu bahwa Achilles pasti ikut terlibat. Polydamas, komandan yang bijaksana, menyarankan agar mereka berlindung di balik tembok kota, yang mana Achilles sendiri belum tentu bisa menembusnya. Namun Hector menolaknya dan memutuskan bertempur di medan terbuka, membiarkan dewa perang memutuskan siapakah yang akan menjadi pemenangnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar