05 Maret 2009

Bagian VII

Agamemnon Ingin Berdamai Dengan Achilles

Sebelum beristirahat, para komandan dari pasukan Yunani mengadakan pertemuan di tenda Agamemnon; dalam pertemuan itu mereka memutuskan untuk menyelenggarakan upacara pemakaman bagi teman-teman mereka yang gugur. Mereka juga setuju dengan usulan Nestor untuk membangun tembok pertahanan dan menggali parit di depan perkemahan untuk menjamin keamanan kapal-kapal mereka dari serangan musuh.

Begitu juga dengan para komandan dari pasukan Troy. Mereka berkumpul di istana bersama para petinggi kerajaan yang lainnya; sebagian besar yang hadir dalam pertemuan itu pesimis jika Troy dapat memenangkan perang, dan semua itu karena kecerobohan Pandarus yang melanggar perjanjian. Antenor menyarankan agar Helen beserta seluruh harta kekayaannya segera dikembalikan kepada bangsa Yunani.

Namun Paris tentu saja tidak setuju dengan saran demikian. Paris mungkin saja setuju jika harus
mengembalikan semua harta kekayaan Helen kepada bangsa Yunani, namun tidak Helen. Priam tidak kuasa menentang keinginan Paris, dan ia memerintahkan seorang bentara ke perkemahan pasukan Yunani, menyampaikan kepada mereka tentang tawaran Paris – bahwa ia bersedia menyerahkan seluruh harta kekayaannya Helen – dan meminta pertempuran tidak dilanjutkan sebelum semua mayat selesai diambil dari medan perang dan dimakamkan.

Keesokan paginya Idaeus pergi ke perkemahan pasukan Yunani. Di sana ia menemukan para komandan sedang berkumpul di tenda Agamemnon. Pertemuan itu menolak dengan tegas tawaran yang diajukan Paris, namun mereka menyetujui saran Priam terkait pemakaman para prajurit yang gugur. Idaeus kembali ke kota dan menyampaikan jawaban dari panglima tinggi pasukan Yunani. Baik pasukan Yunani maupun Troy mulai mengumpulkan para prajurit mereka yang gugur dan membuat gundukan kayu bakar yang sangat besar untuk membakar jasad mereka.

Keesokan paginya sebelum fajar merekah pasukan Yunani mulai membuat tembok pertahanan dan menggali parit yang dalam seperti yang disarankan Nestor pada pertemuan yang lalu di tenda Agamemnon. Mereka menyelesaikan pekerjaan itu dalam sehari. Tembok pertahanan diperkuat dengan menara-menara tinggi dan gerbangnya dibuat dengan ukuran besar, sehingga kereta perang dapat melaluinya. Pasukan Achaean kemudian membuat parit yang dalam dan lebar, dan bagian atas diperkuat dengan kayu yang ujungnya ditajamkan. Para dewa, yang menyaksikan pekerjaan pasukan Yunani dari Olympus, menghargai usaha mereka, namun tidak halnya dengan Neptune. Ia mengajukan keberatannya kepada Jupiter.

Namun Jupiter menenangkan dewa laut itu dengan mengatakan bahwa jika perang sudah usai dan pasukan Yunani sudah pergi meninggalkan Troy, ia dapat menghancurkan tembok itu dengan ombaknya, menutupi puing yang bertebaran di pantai dengan pasir. Demikan nasib tembok pertahanan itu ketika perang selesai.

Setelah mereka selesai mengerjakan pekerjaan yang sangat melelahkan itu, mereka mengadakan pesta makan di tenda mereka masing-masing, dan keesokan harinya, masa gencatan senjata sudah berakhir, dan kedua pasukan bersiap untuk kembali bertempur. Sementara itu Jupiter melarang keterlibatan para dewa dalam medan perang, dan jika ada yang melanggar perintahnya, ia akan menghukumnya dengan mengurungnya di Tartarus.

Namun Minerva memohon agar ia diijinkan memberi masukan bagi pihak Yunani. Jupiter mengijinkannya. Setelah itu Jupiter naik ke keretanya dan menuju Gunung Ida. Di sana ia melihat perkemahan pasukan Achaean dan tembok kota Troy yang sangat besar. Kedua pasukan, yang dipimpin masing-masing komandan mereka, sedang terlibat pertempuran yang amat sengit.

Pertempuran yang sengit itu terus berlangsung hingga tengah hari. Jupiter akhirnya mengirim halilintar ke tengah-tengah pasukan Yunani. Dalam kepanikan para komandan pasukan Yunani mundur dari medan perang. Yang masih tetap ada di medan perang hanya Nestor. Meskipun ia tidak ingin pergi, namun akhirnya ia juga keluar dari medan perang karena salah satu kudanya mati terkena anak panah yang ditembakkan Paris. Nyawa Nestor juga akan melayang ditangan Hector jika Diomede tidak segera membawanya pergi dengan kereta perangnya.

Nestor dan Diomede kemudian bergerak mendekati Hector, dan Diomede melemparkan lembingnya ke arah Hector. Namun lemparan Diomede meleset dan malah mengenai pengendara keretanya hingga ia roboh dan mati. Diomede masih mengamuk, dan ketika ia ingin melemparkan tombaknya ke arah Hector, tiba-tiba langit mengeluarkan halilintar yang jatuh tepat di depan kereta perangnya. Ia tahu bahwa Jupiter sedang marah; Diomede dan Nestor segera kembali ke perkemahan, namun Hector mengejar mereka dan memerintahkan pasukan Troy mengikutinya. Pasukan Yunani sekarang terdesak dan berlindung dibalik tembok pertahanan dan parit. Dalam keadaan putus asa Agamemnon memohon dengan khidmat kepada Jove agar memberi keselamatan kepada pasukannya dan kapal-kapal mereka.

Jupiter mendengar permohonan sang raja, dan karena kasihan terhadapnya ia mengirim sebuah pertanda baik. Pertanda itu adalah seekor elang yang terbang sambil mencengkram seekor anak rusa yang kemudian dijatuhkan di samping altar yang biasa digunakan pasukan Yunani untuk memberi persembahan kepada dewa. Percaya bahwa elang itu kiriman dari Jove, pasukan Yunani kembali bersemangat, dan menyerang balik musuh, dipimpin oleh Agamemnon, Diomede, Menelaus dan Ajax. Mereka membantai prajurit Troy; sementara Teucer membantai para prajurit Troy dengan busurnya. Teucer mengarahkan anak panahnya kepada Hector. Yang pertama meleset, dan yang kedua juga meleset, namun mengenai kusir keretanya. Hector turun dari keretanya, mengambil sebuah batu besar dan melemparkannya ke arah Teucer. Lemparannya menghantam leher Teucer dan seketika itu Teucer roboh ke tanah. Dan kini pasukan Troy kembali mengamuk dan memukul mereka kembali ke dalam perkemahan mereka, berlindung dibalik tembok pertahanan dan parit.

Namun matahari telah tenggelam dan malam akan segera datang; pasukan Yunani tertolong oleh
datangnya malam, meskipun mereka mulai khawatir sebab musuh sudah dekat dengan kapal-kapal mereka. Pada sisi lain, para prajurit Troy tidak ingin matahari tenggelam, karena itu mencegah mereka meraih kemenangan yang sudah hampir mereka raih. Namun Hector sangat yakin bahwa besok ia akan menghancurkan pasukan Achaean dan membakar kapal-kapal mereka, dan dengan demikian perang akan berakhir. Ia memerintahkan para prajuritnya tidak kembali ke kota dan bermalam di dekat perkemahan musuh, agar mereka siap sedia ketika ingin menyerbu pasukan Achaean.

Sementara itu para petinggi pasukan Yunani menyelenggarakan pertemuan di tenda Agamemnon. Agamemnon mengusulkan untuk pulang ke Yunani karena ia tidak melihat ada harapan untuk menang. Yang lain hanya terdiam dan keadaan kini berubah menjadi hening, hingga akhirnya Diomede angkat bicara, mengejek usulan Agamemnon.

Hujatan Diomede disambut tepuk tangan para komandan yang hadir dalam pertemuan itu. Agamemnon kemudian mengajak para komandan makan malam di tendanya. Setelah selesai pertemuan dilanjutkan kembali, namun sebelumnya para pengawal telah diperintahkan untuk berjaga-jaga di tembok pertahanan dan parit. Sekarang Nestor menyampaikan usulnya; ia mengatakan pasukan Achaean harus bisa meredakan amarah Achilles. Usulan itu bahkan telah disetujui Agamemnon, karena ia sudah mengakui kesalahannya dengan mengambil Briseis, dan sang raja berjanji akan mengembalikan Briseis kepada Achilles dan memberi banyak hadiah tambahan sebagai bentuk permohonan maaf.

Agamemnon kemudian berjanji akan memberi emas dalam jumlah banyak kepada Achilles, 20 ketel yang indah dan 12 ekor kuda jantan. Setibanya kembali di Yunani, ia juga akan menikahkan salah satu putrinya dengan Achilles, tentunya setelah Troy ditaklukkan, dan sebagai maharnya, ia akan menyerahkan tujuh kota yang kaya untuknya.

Para komandan sangat senang mendengarnya, dan mereka ingin mengirim sesegera mungkin utusan ke tenda Achilles untuk menyampaikan kabar baik itu, agar ia bersedia menerima semua hadiah itu dan berdamai dengan Agamemnon. Berdasarkan saran Nestor, untuk menjalani misi yang penting ini, mereka memilih Ulysses, Phoenix dan Ajax. Phoenix adalah instruktur Achilles ketika masih muda dan dikirim oleh Raja Peleus dalam ekspedisi ke Troy sebagai penasihat Achilles. Ketiga utusan bergegas menuju tenda Achilles, dimana mereka menemukan sang pahlawan sedang duduk di dalam tenda bersama sahabatnya Patroclus.

Mereka berjalan menyusuri pantai sambil memohon kepada Neptune agar berkenan memberikan keberanian kepada pasukan Achaean. Ketika mereka telah tiba di perkemahan pasukan Myrmidon, mereka melihat Achilles memainkan lira peraknya. Lira itu adalah rampasan perang yang ia dapatkan dari kota Eetion. Di depannya duduk sahabat dekatnya, Patroclus, yang tenggelam dalam alunan nada merdu yang dimainkan Achilles. Ketika Achilles sedang berhenti sejenak, Ulysses dan Ajax masuk. Achilles kemudian bangkit dari kursinya dan tangannya masih menggenggam lira; Patroclus juga turut berdiri ketika ia melihat ada tamu yang datang. Achilles menyapa mereka, “Selamat datang sahabat-sahabatku. Pasti ada hal yang ingin kalian sampaikan kepadaku.”

Achilles kemudian mempersilahkan mereka duduk dan ia berkata kepada Patroclus, “Putra Menoetius,
siapkan mangkuk besar di atas meja, dan campurkan air dan anggur di dalamnya, dan pastikan setiap tamu kita mendapatkan hidangan, karena mereka adalah sahabat-sahabatku yang sedang mengunjungiku.”

Patroclus segera melaksanakan perintah sahabatnya. Setelah makanan dan minuman dihidangkan, Achilles meminta Patroclus berdoa. Setelah selesai berdoa, mereka menikmati hidangan yang telah disajikan. Setelah kenyang, Ajax memberi isyarat kepada Phoenix, dan Ulysses mengatakan maksud kedatangan mereka.

“Achilles,” ucap Ulysses, “para prajurit Achaean mengalami masalah yang sangat serius, dan tanpa bantuanmu kita tidak tahu apakah bisa menyelamatkan pasukan kita atau kita semua harus mati di sini. Pasukan Troy dan sekutu mereka sedang berkemah tidak jauh dari perkemahan kita. Jupiter telah memberi mereka isyarat bahwa mereka akan menang, dan Hector mengamuk seperti maniak, dan merasa sangat yakin bahwa Jupiter ada di sampingnya. Ia berjanji akan membakar kapal-kapal pasukan Achaean, dan aku takut jika langit mendukung kesombongan Hector. Bangkit dan bantulah kami meskipun sudah terlambat. Selamatkan bangsa Achaean dari kesombongan mereka. Kau pasti menderita dan merasa bersalah jika setelah ini kau tetap memutuskan untuk mundur dari medan perang.”

Ulysses kemudian menyampaikan keinginan Agamemnon untuk berdamai dengannya dan juga hadiah-hadiah tambahan yang diberikan kepadanya.

Achilles menjawab, “Aku tidak akan berdamai dengannya. Penghinaannya telah menjatuhkan harga diriku; ia tidak pernah menghargai perjuanganku. Selama ini aku telah menaklukan 12 kota dan 8 kota di sekitar Troy sudah ditaklukan oleh pasukan Myrmidon. Aku juga membawa banyak rampasan perang dari kota-kota itu, namun semua itu kuserahkan kepada putra Atreus. Seperti yang kalian ketahui ia hanya diam saja di kapalnya, dan kitalah yang harus menaklukan kota-kota itu.

“Ia memang membagikan rampasan perang itu kepada para prajurit kita, namun mengapa ia masih juga mengambil milikku. Sekarang bertanyalah kepada diri kalian sendiri, mengapa kita harus berperang melawan Troy? Bukankah yang menyebabkan semua ini adalah Helen? Apakah di dunia ini hanya Menelaus satu-satunya laki-laki yang mencintai istrinya? Biarlah Agamemnon datang sendiri ke tenda kalian dan memohon bantuan kalian. Bukankah ia telah melakukan banyak hal tanpa kehadiranku? Ia telah mendirikan tembok dan membuat parit yang amat dalam untuk melindungi pasukan Achaean.

“Aku akan pulang besok pagi. Jika Neptune berbaik hati, aku akan sampai di Phitia dalam tiga hari. Sampaikanlah jawabanku kepada Agamemnon, aku tidak ingin berdamai dengannya, dan seharusnya bangsa Achaean membencinya.

“Aku tidak tertarik dengan hadiah-hadiah yang ia tawarkan kepadaku saat ini. Mengapa ia tidak datang sendiri ke tendaku dan minta maaf secara langsung. Aku tidak akan menikahi putrinya meskipun ia secantik Venus atau secerdas dewi Minerva. Biarlah laki-laki lain yang akan menjadi
suami mereka, dan Peleus akan mencarikanku seorang istri dari yang lainnya.

“Ibuku mengatakan bahwa ada dua jalan yang harus kupilih. Jika aku tetap di sini dan berperang, aku akan mati di sini. Namun namaku akan selalu dikenang sepanjang masa. Dan jika aku memutuskan untuk pulang maka namaku akan mati. Dan aku telah memutuskan untuk pulang besok pagi dengan pasukan Mymidon. Dan kau Phoenix, kau menginap di kapalku malam ini dan ikut pulang besok pagi. Namun aku tak akan memaksamu menuruti tawaranku.”

Ajax, Ulysses dan Phoenix terlihat resah setelah mendengar jawaban dari Achilles. Phoenix kemudian berkata kepada Achilles, “Jika kau memang itu yang kau inginkan, bagaimana mungkin aku bertahan tetap di sini? Ayahmu memintaku ikut bersamamu, maka aku akan ikut pulang denganmu besok pagi. Jika kau tetap di sini dan berjuang bersama pasukan Achaean, maka kau akan mendapatkan apa yang diucapkan ibumu, kehormatan dan kejayaan, dan namamu akan dikenang di setiap penjuru bumi selama berabad-abad.”

Phoenix terus merayu agar Achilles membatalkan rencana kepulangannya. Ia berharap Achilles berdamai dengan Agamemnon dan terlibat kembali dalam pertempuran karena moral pasukan Achaean telah hancur. Mereka membutuhkan semangat baru untuk tetap terus berjuang hingga kota Ilius hancur.

Achilles menjawab, “Phoenix, sahabat ayahku, aku tidaklah membutuhkan penghormatan karena aku telah mendapatkannya dari Jupiter. Kumohon jangan terus menerus membujukku demi putra Atreus. Cintailah ia dengan baik, dan kau tentunya akan kehilangan cintaku. Kau tidak seharusnya membantu orang yang telah memberiku masalah. Tetaplah di sini dan tidurlah dengan nyaman di tempat tidurmu, dan besok pagi kita akan pertimbangkan dan putuskan apakah kita akan pulang atau tetap di sini.”

Ajax dan Ulysses kemudian berpamitan dan Patroclus minta anak buahnya menyiapkan tempat tidur untuk Phoenix. Phoenix tidur di tenda Achilles. Achilles tidur di kamarnya bersama Diomede putri Phorbas, yang ia bawa dari Lesbos. Di kamar yang lain, Patroclus tidur bersama Iphis yang diberikan Achilles kepadanya sebagai hadiah.

Para komandan kembali berkumpul untuk mencari jalan keluar terbaik – apakah mereka harus terus berperang, atau pulang tanpa membawa kemenangan. Nestor kemudian mengusulkan agar ada beberapa prajurit yang pergi ke Troy dan mencari tahu apa rencana Hector selanjutnya.

Diomede kemudian menawarkan diri untuk misi itu, dan karena diijinkan memilih teman, ia menunjuk Ulysses. Keduanya segera mengenakan baju perang dan mengambil senjata mereka. Sebelum memulai perjalanan mereka memohon dengan khidmat kepada Minerva, dan perjalanan memasuki benteng musuh kini dimulai.

Pada waktu yang sama Hector juga mengirim seorang komandan pasukan, Dolon, untuk memata-matai pasukan Yunani – menyusup ke perkemahan pasukan Yunani dan mencari tahu rencana mereka. Dolon menjalani tugas itu dengan satu syarat, bahwa ia akan mendapat kereta perang beserta sepasang kudanya Achilles jika berhasil melaksanakan tugasnya, dan tentunya setelah pasukan Achaeab telah ditaklukkan. Hector setuju dan Dolon segera menuju perkemahan pasukan Yunani di tepi pantai. Namun sebelum jauh melangkah, Ulysses dan Diomede melihatnya dan mengikutinya.

Awalnya Dolon berpikir bahwa mereka adalah prajurit Troy yang dikirim Hector untuk menyuruhnya pulang, namun, setelah mengetahui bahwa mereka itu musuh, ia melarikan diri secepat mungkin. Diomede dan Ulysses mengejar Dolon, dan Diomede melemparkan tombaknya, namun tidak bermaksud membunuhnya, karena jika berhasil menangkapnya hidup-hidup, mereke akan mendapat informasi yang mereka inginkan. Dolon ketakutan ketika akhirnya tertangkap oleh Diomede dan Ulysses. Ia berlutut kepada mereka dan mohon diampuni, mengatakan bahwa ayahnya akan menebusnya dengan harga mahal. Ulysses akan mengampuni Dolon jika bersedia mengatakan rencana yang akan dijalankan Hector.

Rasa takut membuatnya mengatakan apa yang diinginkan Ulyssses, dan ia bahkan memberi lebih banyak informasi. Ada seorang Raja Thrace, ucapnya, yang baru saja datang untuk membantu pasukan Troy. namanya Rhesus. Ia mempunyai kuda-kuda yang indah dipandang mata, dan cepat secepat angin, dan kereta perang Rhesus dibuat dari perpaduan emas dan perak, dan semua senjatanya terbuat dari emas.

“Namun Rhesus dan pasukannya,” ucap Dolon melanjutkan, “mendirikan kemah di tempat yang terpisah, dan nampaknya akan lebih mudah menyergapnya ketika ia sedang tidur, dan tentu saja
mengambil semua benda berharga miliknya.”

Ulysses dan Diomede senang mendengarnya. Mereka pernah mendengar dari orakel yang menyatakan bahwa Troy tidak akan pernah ditaklukkan sebelum kuda-kuda milik Rhesus ditangkap. Ulysses dan Diomede ingin sekali menangkap mereka, namun mereka sebelumnya membunuh Dolon terlebih dulu. Ulysses dan Diomede kemudian mencari perkemahan Rhesus, dan mereka menemukan Rhesus dan anak buahnya sedang tidur nyenyak.

Diomede membunuh Rhesus dan dua belas orang pengawalnya, sementara Ulysses mengambil kuda-kudanya. Ulysses dan Diomede segera kembali secepat mungkin ke perkemahan, dan kedatangan mereka disambut dengan suka cita oleh Nestor dan para prajurit Achaean yang lainnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar