05 Maret 2009

Bagian IX

Akhir Kemarahan Achilles & Kematian Hector

Thetis kini pergi ke Olympus untuk meminta bantuan Vulcan membuatkan baju perang untuk putranya, dan di sana ia menemukan dewa Vulcan sedang sibuk di bengkelnya.

Vulcan bersedia membuat baju perang untuk Achilles, sebab Thetis adalah sahabat dan pelindungnya ketika bayi, ketika Juno melemparkannya ke laut. Juno membuang Vulcan, putranya sendiri, karena cacat. Ketika jatuh dari langit, Thetis dan saudara perempuannya, Eurynome, menyelamatkan Vulcan. Thetis merawat dan membesarkan Vulcan selama sembilan tahun di istana Nereus di dasar laut. Oleh karena itu, Vulcan menerima permohonannya dengan senang hati.

Pertama-tama, Vulcan membuat sebuah perisai, berukuran besar dan tebal, menghiasinya dengan ornamen bumi dan langit, matahari, bulan, dan bintang, dan membuatnya seindah mungkin. Vulcan juga menempa di perisai itu berbagai kisah dalam kehidupan manusia – mewakili peperangan dan masa damai, pertempuran dan pengepungan, musim panen di ladang, penggembala yang menjaga kawanan hewan ternak mereka, para petani yang sedang memanen buah anggur. Dalam The Iliad, Homer memberikan gambaran yang lengkap dan indah tentang perisai itu. Ketika Vulcan telah menyelesaikan perisai itu, ia membuat pelindung dada yang lebih terang dari api, kemudian membuat pelindung kaki dari baja yang tebal, dan sebuah helm baja berlapis emas. Setelah semua selesai ia menyerahkannya kepada Thetis, dan Thetis segera mengantarkannya kepada Achilles keesokan paginya.

Achilles sangat senang melihat pakaian perangnya yang baru, yang sangat indah dan luar biasa. Dan kini ia bersiap-siap pergi ke medan perang. Pertama, ia berjalan di sepanjang pantai dari tenda ke tenda, memanggil para prajurit Achaean untuk berkumpul. Setelah pasukan Yunani berkumpul, ia berdamai dengan orang yang pernah menghinanya dan menyatakan penyesalannya. Kini mereka berdamai setelah berselisih sekian lama.

Agamemnon juga menyatakan penyesalannya kepada Achilles, dan semua komandan senang melihat keduanya telah berdamai, karena kemarahan Achilles telah menyebabkan bencana bagi pasukan Achaean. Pasukan Yunani menikmati makan pagi terlebih dulu, dan setelah mereka selesai makan dan minum, mereka bergerak maju ke medan pertempuran. Achilles, setelah mengenakan baju perang barunya, naik ke atas kereta perangnya yang ditarik oleh Xanthus dan Balius.

Dan sesuatu yang menakjubkan terjadi. Ketika Achilles berbicara kepada kedua kuda itu, memerintahkan mereka agar tidak membiarkannya mati di medan perang, seperti yang mereka lakukan terhadap Patroclus. Xanthus, yang kemudian diberi kekuatan oleh Juno untuk berbicara, menjawab pernyataan tuannya bahwa itu bukan kesalahan mereka (Xanthus dan Balius), namun karena ikut campurnya Apollo pada saat itu. Xanthus juga memperingatkan Achilles bahwa kematiannya sudah dekat.

Namun Achilles sudah mengetahui takdirnya, dan sudah siap menyambut datangnya kematian.

Dalam pertempuran yang tidak lama lagi akan dimulai, banyak dewa yang ikut ambil bagian, karena Jupiter sudah memberi mereka ijin. Para dewa yang ikut dalam pertempuran adalah Juno, Minerva, Neptune, Mercury dan Vulcan; mereka ada dipihak pasukan Achaean, sementara Mars, Apollo, Venus, Diana, Latona dan Xanthus, dewa sungai, ada dipihak pasukan Troy.

Setelah masuk ke medan perang, Achilles mencari-cari Hector. Namun ia bertemu Aeneas, yang sebelumnya diperintahkan Apollo untuk menghadangnya. Achilles memperingatkannya agar mundur atau ia akan mati.

Aeneas menjawab, “Aku adalah putra Venus, dan ayahku, Achises, adalah keturunan Jove. Keberadaan kita disini bukan untuk bercakap-cakap, namun untuk bertempur.”

Aeneas kemudian melemparkan tombaknya. Lemparan Aeneas mengenai perisai Achilles dan mengeluarkan bunyi dentuman keras.

Sekarang Achilles menyerang balik dengan tombaknya, dan lemparannya menghantam perisai Aeneas. Kemudian dengan pedang di tangan, Achilles segera menghampirinya. Aeneas pasti mati jika Neptune tidak membawanya pergi keluar dari medan perang. Aeneas adalah keturunan suku bangsa Dardan yang disayangi Jupiter. Bagaimanapun juga, sudah digariskan oleh Takdir bahwa putra Anchises, Aeneas, di masa yang akan datang, akan memimpin bangsa Troy dalam perjalanan ke Barat mendirikan sebuah negeri baru.

Setelah menyelamatkan Aeneas dari bahaya, Neptune menarik kabut yang menutupi kedua mata Achilles; sang pahlawan bingung sebab Aeneas menghilang dari pandangannya. Namun ia tidak ingin memusingkan peristiwa itu dan kembali mengamuk dan membantai satu demi satu prajurit Troy. Diantara prajurit-prajurit yang dibantai Achilles adalah Polydorus, putra bungsu Priam. Ia sempat dilarang ikut berperang oleh ayahnya, karena Polydorus adalah putra kesayangannya. Tapi Polydorus mengabaikan nasihat Priam, dan ia ingin membuktikan kecepatannya, karena untuk kecepatan kaki ia adalah yang tercepat diantara para pemuda Troy.

Sekarang Hector diperingatkan oleh Apollo untuk tidak melawan Achilles, namun ketika ia melihat adiknya mati dibunuh Achilles, Hector segera melompat menghampirinya. Ketika melihat Hector bergerak ke arahnya, Achilles berteriak lantang menantangnya.

Hector menjawab tantangan Achilles dan melempar tombaknya. Namun Minerva membuat lemparannya meleset. Achilles, sambil berteriak, menghampiri musuhnya. Namun Apollo menyelubungi Hector dengan kabut dan membawanya pergi. Achilles mengayunkan pedangnya dengan membabi-buta ke dalam kabut, dan mencela Hector karena tidak berani menghadapinya.

Achilles yang marah kemudian membantai para prajurit Troy satu persatu. Mereka ketakutan melihat Achilles mengamuk; sebagian prajurit lari ke gerbang kota, dan sebagian lagi ke sungai Xanthus, hingga akhirnya sungai Xanthus penuh dengan para prajurit Troy yang sedang mencari perlindungan.

Achilles terus mengejar mereka, dan di sungai itu ia membantai mereka satu persatu hingga air sungai yang jernih berubah menjadi merah. Dewa penjaga sungai itu, Xanthus, yang marah terhadap Achilles, berteriak memanggil Achilles dari dalam air, berkata jika ia memang ingin membantai seluruh ras bangsa Troy, maka ia harus melakukannya di atas tanah, tidak mengotori air sungai.

Achilles menjawab bahwa ia tidak peduli jika memang harus membunuh mereka di manapun. Xanthus sangat marah dan menyerang Achilles dengan aliran air yang kencang. Achilles kini dikelilingi ombak, dan berada dalam bahaya. Ia berhasil menyelamatkan dirinya dengan meraih cabang pohon ek yang tumbuh di tepi sungai, dan berusaha naik ke darat. Sang dewa masih marah, dan ia kembali menyerang Achilles dengan ombak kencang. Achilles sendiri ingin melawannya, namun senjatanya tidak bisa menahan serangan yang demikian.

Achilles mohon bantuan dewa; Neptune dan Minerva menyemangatinya, mengatakan bahwa ia tidak ditakdirkan mati di tepi sungai itu. Xanthus kemudian memanggil saudaranya, Simois, mengajaknya bersama-sama berjuang membela kota Priam. Vulcan kemudian datang membantu Achilles, dan atas perintah Juno, Vulcan mengirim api dalam jumlah besar yang kemudian membuat hawa sekitar sungai sangat panas dan membakar pohon-pohon dan alang-alang yang ada di tepi sungai. Bahkan Vulcan mulai mengeringkan air sungai. Xanthus gemetaran dan memohon ampun, berjanji bahwa ia tidak akan ikut campur lagi.

Bagaimanapun juga, Vulcan sangat marah dan mengabaikan permohonan Xanthus, hingga akhirnya Juno memerintahkannya untuk berhenti mengeringkan air sungai itu, dan akhirnya sungai itu kembali normal seperti sedia kala. Achilles kembali membantai para prajurit Troy. Para dewa juga ikut terlibat dalam perang. Mars melemparkan tombaknya ke arah Minerva, namun serangan Mars ditangkis Minerva dengan perisai Aegis. Minerva kemudian mengangkat sebuah batu besar dan melemparkannya ke Mars, mengenai lehernya, dan seketika itu Mars roboh ke tanah dan mengerang kesakitan.

Venus kemudian datang menolong Mars yang terluka. Juno, menyaksikan jalannya peperangan, sekarang menegur Minerva dan menyuruhnya menyerang Venus. Dengan senang hati ia mematuhi perintah Juno. Minerva mengejar Venus, dewi kecantikan, dan menghantam dadanya hingga ia jatuh ke tanah. Pada waktu yang sama Neptune menantang Apollo berduel. Namun Apollo menolak berduel dengan penguasa laut.

Meskipun Apollo tidak ingin bertempur melawan Neptune, ia masih tetap membantu pasukan Troy. Achilles telah memukul mundur mereka ke dalam kota, dan Raja Priam memerintahkan pintu gerbang dibuka agar prajurit yang melarikan diri dapat masuk ke dalam tembok pertahanan. Banyak prajurit Troy yang masuk dan berlindung dibalik tembok pertahanan, sementara Achilles masih mengamuk di belakang mereka dan terus memukul mundur pasukan Troy. Itu adalah waktu yang berbahaya bagi Troy, dan pasukan Yunani memiliki kemungkinan merebut kota jika Apollo tidak menyuruh Agenor, putra Antenor, menyerang Achilles. Ia melemparkan tombak ke arah Achilles, mengenai bagian bawah lututnya. Namun serangannya tidak dapat menghancurkan pelindung kaki buatan Vulcan. Achilles kemudian berbalik menyerang Agenor dengan tombak, namun kali ini Apollo juga menolongnya; ia menyelubungi Agenor dengan kabut dan membawanya pergi ke tempat yang aman. Namun Apollo segera kembali dan merubah wujud menjadi Agenor, dan berdiri selama beberapa waktu di depan Achilles. Kemudian berbalik dan melarikan diri, dan tentu saja Achilles mengejarnya. Dengan demikian Apollo memberi waktu kepada para prajurit Troy yang ingin masuk ke kota dan menutup kembali pintu gerbang.

Sekarang tinggal Hector yang masih di luar tembok kota, berdiri di depan Gerbang Scaean. Achilles masih mengejar Apollo, yang ia anggap Agenor, namun akhirnya Apollo memperlihatkan wujudnya kepada Achilles. Achilles mencelanya atas tipu muslihatnya, dan segera kembali ke gerbang kota. Dari dalam benteng pertahanan, Raja Priam melihat kedatangannya. Ia kemudian menyuruh putranya, Hector, agar segera masuk ke dalam. Ratu Hecuba juga memintanya berlindung di dalam benteng pertahanan, tidak perlu gegabah menghadapi Achilles yang sedang mengamuk. Namun Hector mengabaikan permohonan kedua orang tuanya, dan ia memutuskan akan menghadapi musuh-musuhnya.

Sekarang Achilles mendekat. Ia terlihat ganas. Tombaknya ia sandang di bahunya, berkilau seperti nyala api, atau sinar matahari. Hector gemetar melihat musuhnya semakin dekat. Begitu besar rasa takut yang menguasai jiwanya hingga ia memutuskan tidak ingin menghadapi Achilles dan lari. Achilles mengejar sang pahlawan Troy, seperti seekor elang yang mengejar merpati. Mereka berdua lari berkejar-kejaran. Tiga kali keduanya mengelilingi tembok, terlihat oleh pasukan Yunani dan Troy. Para dewa di Olympus juga menyaksikan kejar-kejaran itu, dan Jupiter, yang kasihan terhadap Hector, ingin menyelamatkannya. Namun Minerva mengajukan protes, mengatakan bahwa Hector sudah digariskan oleh Takdir mati ditangan Achilles – yang tidak bisa dirubah bahkan oleh dirinya. Ketika Hector masih menghindar dari musuhnya, Minerva memutuskan turun ke bumi. Achilles melarang pasukan Yunani menghujani Hector dengan tombak. Ia adalah bagian Achilles yang sangat ingin membunuh prajurit terbaik Troy, dan dengan demikian bukan hanya dendamnya terbalas, namun ia juga akan mendapat kejayaan karena membunuh prajurit terbaik Troy.

Sekarang Apollo menolong Hector, memberinya kekuatan dan kecepatan, namun ketika untuk ke empat kalinya Hector mencapai sungai Xanthus, Jupiter mengangkat timbangan emas takdir. Di ujung yang satu adalah Achiles, sementara di ujung satunya lagi adalah Hector. Jupiter kemudian menggerakkan timbangan itu dengan memukul pelan bagian tengahnya, dan ujung bagian Hector jatuh lebih dulu. Dengan segera Apollo meninggalkan medan perang, karena ia tidak boleh melawan Takdir. Minerva kemudian berubah wujud menjadi Deiphobus, saudara laki-laki Hector, dan menyuruhnya bertarung melawan Achilles.

Hector kini percaya diri untuk menghadapi Achilles, dan sekarang ia sudah siap menerima ajalnya. Namun sebelum mulai bertarung, Hector mengajukan satu ketentuan kepada, bahwa yang menjadi pemenang harus menyerahkan mayat yang kalah kepada keluarganya untuk dimakamkan secara terhormat. Namun Achilles menolak membuat perjanjian dengan musuhnya. Rasanya mustahil seekor srigala yang sedang lapar membuat perjanjian dengan seekor domba.

Pertarungan kemudian dimulai, dan Achilles yang mendapat kesempatan pertama melempar tombaknya. Tombak Achilles berukuran besar, berat dan kuat, dan tidak ada manusia yang bisa menggunakannya kecuali dirinya. Batang tombak itu terbuat dari kayu yang diambil oleh Chiron, instruktur para pahlawan dalam strategi perang, dari Gunung Pelion, dan diberikan kepada Peleus, ayah Achilles.

Hector membungkuk untuk menghindari lemparan tombak musuhnya, dan tombak itu melewatinya, dan jatuh ke tanah. Minerva, tidak terlihat oleh Hector, mengambil tombak itu dan menyerahkannya kepada Achilles. Kini giliran Hector menyerang, dan lemparan tombaknya dapat ditangkis Achilles dengan perisainya, dan perisai buatan Vulcan tidak bisa dihancurkan senjata buatan manusia. Hector kemudian memanggil Deiphobus dan meminta tombak. Tidak ada jawaban, dan ia melihat ke sekelilingnya dan menemukan tidak ada siapa-siapa, hingga akhirnya ia sadar bahwa ia telah ditipu.

Namun demikian, Hector tetap akan menghadapi musuhnya sampai titik darah penghabisan. Hector kemudian menyerang Achilles dengan pedangnya, dan Achilles mengamati titik kelemahan musuhnya, dan ketika Hector semakin dekat, Achilles mengayunkan tombaknya ke bagian bawah leher Hector dan menembus sampai ke lehernya. Hector roboh dan sekarat. Dalam keadaan sekarat ia mohon agar Achilles menyerahkan mayatnya kepada Priam dan Hecuba dan mengatakan bahwa mereka akan menebus jasadnya dengan emas. Namun permohonan Hector sia-sia. Achilles tetap tidak akan menyerahkan mayatnya. Kalimat terakhir Hector adalah peringatan kepada Achilles bahwa kematiannya juga sudah
dekat.

Kini bangsa Troy kehilangan prajurit terbaik mereka. Para prajurit Yunani berkerumun di dekat
mayat Hector, mengagumi kegagahan dan ketampanan sang pahlawan Troy, yang telah membela negerinya dengan gagah berani.

Namun kemarahan Achilles tidak hilang begitu saja meskipun musuhnya sudah mati. Masih ingin
membalas dendam atas kematian sahabatnya, Patroclus, Achilles mengikat kedua kaki Hector dengan ali kulit ke belakang keretanya dan menyeretnya.

Bangsa Troy tidak kuasa menyaksikan pangeran mereka diseret Achilles, dan yang paling menderita adalah Priam dan Hecuba. Andromache memang tidak melihat suaminya bertarung dengan Achilles. Ia sedang bersama para pelayannya di istana, menyiapkan sesuatu untuk kepulangan suaminya, oleh sebab itu ia tidak tahu jika suaminya sudah tiada. Namun ia mendengar suara tangisan dari benteng pertahanan, khawatir jika telah terjadi sesuatu terhadap suaminya. Andromache dan para pelayan wanitanya segera pergi ke benteng pertahanan dan naik ke atas. Rasanya seperti sedang mimpi ketika ia melihat mayat suaminya sedang diseret oleh kereta perang Achilles, dan seketika itu juga Andromache pingsan. Ia tidak kuasa menyaksikan perbuatan kejam Achilles.

Sementara bangsa Troy sedang berduka cita karena kehilangan panglima perang mereka, mayat Hector diseret ke perkemahan Yunani. Pasukan Achaean kini sibuk menyiapkan pemakaman Patroclus. Upacara pemakaman berlangsung selama tiga hari. Kayu-kayu dalam jumlah banyak diambil dari Gunung Ida, dan ditumpuk meninggi. Di atasnya mereka membaringkan jasad Patroclus. Kemudian mereka meletakkan beberapa sapi disekitar tumpukan kayu, agar mudah terbakar. Achilles memotong seikat rambutnya dan meletakkannya di atas jasad Patroclus, dan setelah itu para pangeran yang lain memotong seikat masing-masing rambut mereka dan meletakkannya di atas jasad Patroclus.

Beberapa obor mulai disiapkan, dan mereka berdoa kepada dewa angin, Boreas dan Zephyrus, agar mengirim angin kencang. Sepanjang malam tumpukan kayu itu menyala, dan keesokan paginya, ketika kayu-kayu sudah menjadi arang, bara api yang masih ada dipadamkan dengan anggur, dan tulang-belulang sahabat karib Achilles dikumpulkan dan dimasukkan ke dalam kendi emas, dan di tempat di mana kayu-kayu bakar ditumpuk dibuat gundukan tanah sebagai penghormatan kepada Patroclus.

Lalu diselenggarakan beberapa pertandingan untuk mengenang Patroclus, dan para pemenangnya akan mendapat hadiah dari Achilles, terbuat dari emas dan perak: senjata, vas, kuda dan lembu jantan. Diomede memenangkan pertandingan balap kereta perang, karena kereta perangnya ditarik sepasang kuda yang ia ambil dari Aeneas ketika di medan perang. Dalam pertandingan gulat, Ulysses dan Ajax putra Telamon sama hebatnya, dan sulit menentukan siapa yang lebih baik antara keduanya dan keduanya mendapat hadiah yang sama. Diomede juga bertanding melawan Ajax putra Telamon dalam pertandingan adu pedang, dan keduanya juga sama hebat dan kuatnya, dan masing-masing mendapat hadiah yang sama.

Teucer dan Meriones bersaing dalam pertandingan memanah, dan mereka harus menjatuhkan seekor merpati yang diikat di atas tiang kapal. Ternyata anak panah Teucer meleset, namun mengenai tali yang mengikat burung itu, dan kini ia bisa terbang bebas di angkasa. Kemudian Meriones menembak merpati itu; anak panahnya menancap di bawah sayap dan seketika itu juga sang merpati jatuh ke tanah. Meriones mendapat dua puluh kampak yang berbilah dua, sementara orang yang menjadi rivalnya, Teucer, mendapat sepuluh kampak berbilah satu.

Demikianlah Achilles menghormati sahabatnya yang telah gugur dengan mengadakan pertandingan-pertandingan. Namun kemarahannya terhadap Hector belum reda, bahkan ketika ia telah menyeret mayat Hector mengelilingi makam Patroclus.

Namun pada akhirnya para dewa, kecuali Juno, tidak tega menyaksikan penderitaan keluarga Hector, dan pada hari ke-12 setelah kematian Hector, Jupiter memanggil Thetis ke puncak Olympus. Jupiter menyuruhnya menemui Achilles dan memintanya menyerahkan mayat Hector kepada kedua orang tuanya. Jupiter mengutus Iris menemui kepada Priam, memintanya agar mendatangi perkemahan pasukan Yunani dan membawa tebusan untuk mayat putranya. Thetis menemui putranya dan menyampaikan kehendak Jupiter. Achilles mematuhinya, karena itu adalah perintah Jove.

Priam sangat senang mendapat kabar baik dari Iris, dan ia segera bersiap-siap pergi ke perkemahan pasukan Yunani. Ia membawa serta sepuluh talen emas, vas dan guci-guci yang indah, dan banyak kekayaan negara yang lainnya. Semua itu dibawa oleh sebuah kereta khusus yang ditarik seekor keledai, yang dikendarai oleh Idaeus. Priam mengendarai sendiri kereta perangnya. Di tengah perjalanan, mereka bertemu dengan Mercury, yang memang dikirim Jupiter untuk mengawal mereka ke perkemahan pasukan Yunani.

Mercury naik ke atas kereta Priam dan memegang tali kendalinya. Ketika mereka sudah sampai di parit, Mercury membuat para pengawal tertidur, dan Raja Priam segera menuju tenda Achilles. Tidak ada yang melihat kedatangan mereka, karena Mercury menyelubungi mereka dengan kabut. Setibanya di tenda Achilles, Mercury segera kembali ke Olympus.

Achilles menyambut tamunya dengan keramahtamahan, dan Priam, tanpa merasa rendah diri, mencium tangan prajurit yang telah membunuh putranya dan memperlakukan mayatnya dengan cara biadab, kemudian berlutut dan memohon belas kasihnya agar berkenan menyerahkan jasad putranya dan menerima tebusan yang telah ia siapkan.

Achilles tersentuh hatinya, dengan suara lembut ia menerima permohonan Priam. Achilles kemudian mempersilahkan Priam dan Ideaus duduk, kemudian ia menghidangkan makanan dan minuman untuk tamunya, dan minta mereka tinggal di tendanya semalam. Achilles juga menjamin bahwa pasukan Yunani tidak akan bertempur selama 12 hari selama masa berkabung atas kematian Hector.

Keesokan paginya Priam dan Idaeus pamit, dan Mercury kembali turun ke perkemahan pasukan Yunani untuk mengawal perjalanan pulang Priam. Mercury yang memegang tali kendali kereta Priam, dan tidak lama kemudian mereka sudah tiba di dekat gerbang kota. Cassandra, yang ada di benteng pertahanan Pergamus, melihat kedatangan mereka dan berteriak dengan lantang kepada rakyat Troy agar melihat jasad pahlawan mereka.

Ditengah suasana haru, jasad Hector dibawa sambil diiringi oleh rakyatnya ke istana, dan dibaringkan di tempat tidur yang indah. Kemudian ratu Hecuba dan Andromache datang, dan mereka menangis histeris. Tidak lama kemudian Helen datang untuk memberi penghormatan terakhir atas semua kebaikan Hector.

Api yang membakar jasad Hector menyala sepanjang malam dan keesokan paginya mereka mengumpulkan tulang belulang Hector dan memasukkannya ke dalam kendi emas. Mereka kemudian mengubur abu Hector dan membuat makam yang indah di atasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar